Mendikbud Nadiem: Ini 6
Profil Pelajar Indonesia
KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
( Kemdikbud) menetapkan 6 profil pelajar Indonesia. Adapun 6 profil itu disebut
sebagai Profil Pelajar Indonesia Pancasila.
Hal ini adalah implementasi
dari Program Penguatan Pendidikan karakter yang merupakan mandat Presiden Joko
Widodo kemudian dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20 Tahun 2018.
Dalam acara Webinar di
Jakarta, Selasa (5/5/2020), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud)
Nadiem Makarim, menjelaskan 6 Profil Pelajar Pancasila, yakni:
1. Bernalar kritis dan dapat memecahkan masalah
Pelajar Indonesia harus bisa
bernalar dan berpikir kritis. Tak hanya itu saja, pelajar juga bisa memecahkan
masalah. Ini jadi aspek kognitif.
2. Harus mandiri
Seorang pelajar haruslah
mandiri. Pelajar diharapkan mampu secara independen termotivasi untuk
meningkatkan kemampuannya.
3. Harus kreatif
Menjadi seorang pelajar
untuk saat ini harus kreatif. Pelajar juga harus bisa menciptakan hal-hal yang
baru.
"Tak hanya itu saja,
pelajar harus bisa berinovasi secara mandiri, dan dia punya rasa cinta pada
hal-hal kesenian dan budaya," ujar Nadiem seperti dikutip dari laman
Sahabat Keluarga Kemdikbud RI, Rabu (6/5/2020).
4. Punya sikap gotong royong
Menurut Nadiem, pelajar
harus mempunyai sikap gotong royong. Semangat kolaborasi ini akan menjadi soft
skills yang sangat relevan sampai kapanpun.
5. Sikap kebhinekaan global
Pelajar Indonesia harus
mencintai keberagaman budaya, mencintai keberagaman agama dan ras secara
internasional.
Menurut Nadiem, sudah harus
ada perluasan pengetahuan budaya dari dalam negeri. Karena itu, pelajar
Indonesia diminta memiliki rasa sebagai penduduk global yang wajib berkompetisi.
6. Berakhlak mulia
"Di sinilah moralitas,
etika, spritual itu ada. Jadi mau enggak mau pendidikan karakter harus jadi
pilar inti dari pembangunan pendidikan nasional," kata Nadiem.
Menurut Nadiem, keenam profil pelajar Pancasila
tersebut akan menjadi pilar inti dari pola pembelajaran. Khususnya di zaman
serba moderen seperti saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar